MENGHADAPI KESULITAN HIDUP


 MENGHADAPI KESULITAN HIDUP


Memiliki kehidupan yang sesuai dengan apa yang diharapkan mungkin menjadi impian bagi sebagian orang yang hidup di dunia ini. Mempunyai ekonomi yang mapan dan keluarga yang harmonis misalnya. Namun lagi-lagi manusia hanya bisa berencana dan berikhtiar, selebihnya merupakan kekuasaan Tuhan. Sebagai seorang hamba, manusia harus patuh dan tunduk atas ketetapan-Nya. 

 

Ketika dalam kesulitan perbanyaklah membaca dzikir :


لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ


Lâ ilâha illâ anta. Subhânaka innî kuntu minadh dhâlimîn.


Tiada tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang melakukan aniaya,”


Perlu diingat juga bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan. Misalnya, dalam kehidupan ini seseorang akan berada pada fase puncak atau kejayaan dan sebaliknya orang tersebut akan diuji dengan kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. 

 

Ketika sedang berada pada fase puncak kejayaan tentu hal utama yang dilakukan adalah banyak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Namun bagaimana ketika kita sedang berada pada fase yang sulit dalam kehidupan? 

 

Ketahuilah bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita harus bisa menyiasati dengan cara bahwa apapun yang Tuhan berikan kepada kehidupan kita itu merupakan yang terbaik. Menurutnya, sikap dan mental seperti ini akan membawa kebahagiaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.


Misalnya ketika kita memperoleh karunia nikmat oleh Allah dengan rezeki yang banyak, kita bersyukur kepada Allah dengan syukur yang sesungguhnya. Pada saat kita dicoba dengan musibah-musibah, kita harus tabah dan sabar. Kita yakin bahwa di balik musibah-musibah itu pasti ada hikmah yang mungkin pada saat ini belum bisa kita pahami.

 

Sebagaimana dengan doa yang selalu kita panjatkan yakni untuk meminta kebaikan di dunia dan di akhirat. 

 

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

 

Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār


rtinya, “Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka.”

 

Maka kebahagiaan dan kesulitan terletak pada sikap dan mental kita, ketika mental kita dewasa, sikap mental kita bersyukur kita akan bahagia, tapi kalau sikap mental kita itu ke kanak-kanakan atau sifatnya cengeng dan sering mengeluh, justru membuat kita akan semakin menderita.

 

Semoga kita menjadi orang-orang yang dewasa dan memiliki mental yang kuat serta bersyukur kepada Allah Swt dengan segala kehidupan kita, Aamiin ya rabbal ‘alamiin,,,.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Maimoen Zubair Rahasia Umur 7, 28, 35, 42, 49, 56, 63 hingga 70 Tahun

Ijazah untuk memudahkan sampai ke Makkah-Madinah dari Syaikhina Maimoen Zubair

Beberapa Nasihat² Bijak Ning Jazil istri Gus Kautsar