KUMPULAN FATWA TANYA JAWAB SEPUTAR PUASA RAMADHAN DALAM MADZHAB SYAFI'I. BAGIAN 1


 KUMPULAN FATWA TANYA JAWAB SEPUTAR PUASA RAMADHAN DALAM MADZHAB SYAFI'I. 


BAGIAN 1


```Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.


Berikut Ini adalah kumpulan fatwa seputar puasa ramadhan dalam madzhab imam syafi'i yang sering ditanyakan oleh khalayak ummat. 


Terdapat 135 fatwa seputar puasa ramadhan, kami kemas dan kami sajikan berbentuk tanya jawab agar mudah difahami, dan mengharap ridha dari Allah semata. 


Apa makna puasa secara Lughat dan istilah? 


• Puasa dari segi lughat adalah , menahan diri secara umum, Allah berfirman : 


 إني نذرت للرحمن صوماً فلن اكلم اليوم إنسيا```


_Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini," (QS Maryam 36)._


```Maksudnya diam dan menahan diri untuk tidak berbicara. 


• Puasa secara istilah adalah : seorang muslim, yang balig dan berakal menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dimulai dari terbitnya fajar shadiq sehingga terbenamnya matahari, diiringi oleh niat diwaktu malam dengan syarat bersih dari hal -hal yang menghalanginya menurut syariat, seperti haid, nifas dan sejenisnya. 


Apa hukumnya puasa ?


• Puasa dibulan ramadhan berhukum fardhu ain bagi setiap orang islam yang sudah mencapai umur balig dan berakal dan mampu berpuasa. 


• Terkadang puasa itu berhukum sunnah seperti puasa sunnah mutlak , seperti puasa dihari isnin dan khamis dari setiap minggu, juga seperti puasa di hari arafah bagi orang yang tidak mengerjakan ibadah haji, dan juga seperti puasa di hari asyura' . 


• Terkadang puasa berhukum haram. Seperti puasa di hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Dan dihari syak (hari bimbang). 


• Terkadang puasa berhukum makruh, seperti menyendirikan puasa dihari jumat, atau hari sabtu atau puasa di hari arafah bagi orang yang mrngerjakan ibadah haji.```


FATWA SEPUTAR RUKUN-RUKUN PUASA DAN SYARAT-SYARATNYA.


_Fatwa no 1. Apa itu rukun-rukun puasa?_


```• Rukun puasa ada dua 


1. Niat.


2. Mencegah dari segala hal yang membatalkan puasa dimulai dari terbitnya waktu fajar sampai kepada terbenamnya matahari.```


_Fatwa no 2 : apa hukumnya niat, dan dimana tempatnya niat serta kapan waktunya berniat?_ 


```• Niat dalam ibadah itu dianggap rukun maka tidak boleh tidak, harus ada niat, dan perbuatan ibadah tidak dianggap sah tanpa adanya niat. 


• Tempatnya niat adalah di dalam hati.


• Melafadzkan niat dengan lisan adalah disunnahkan, untuk membantu menghadirkan niat dalam hati. 


• Makna niat puasa adalah, bertekad meninggalkan perkara yang membatalkan puasa di siang hari kedepan dengan tujuan ibadah, ta'at kepada Allah ta'ala.


Makna niat seperti ini yang dihasilkan oleh setiap orang islam disetiap malam bulan ramadhan, dan tidak perlu ada was-was, andai ia hanya berniat " aku niat puasa esok hari karena Allah ta'ala" maka itu sudah memutus rasa was-was. 


• Waktu niat, dimulai dari terbenamnya matahari sampai sebelum waktu terbitnya fajar.```


_Fatwa no 3: apakah wajib niat puasa setiap hari, atau cukup satu kali niat untuk sebulan?_ 


```• Wajib berniat untuk setiap hari, di hari-hari bulan ramadhan, sebab setiap hari puasa itu adalah ibadah tersendiri. Dan niatnya itu wajib dilaksanakan diwaktu malam sebelum terbitnya fajar, karena ada hadist sabda baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam

 

 من لم يبيت الصيام من الليل فلا صيام له``` 

_Orang yang tidak memalamkan niat puasa dari waktu malam maka tidak ada puasa baginya (HR Annasa'i)_


```• Dalam sebuah riwayat imam abu daud dan turmudzi,

 

من لم يُجمِّع الصيام قبل الفجر فلا صيام له ```


_Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya._


```• Barangsiapa yang bangun dari tidur kemudian melaksanakan makan sahur, maka ia telah dianggap berniat. 


• Begitupun juga, orang yang bertekad di malam hari untuk berpuasa esok hari maka sudah dianggap berniat.``` 


_Fatwa no 4 : apa hukumnya makan dan minum di waktu malam setelah melakukan niat puasa, apakah wajib memperbaharui niat?_


```• Tidak apa-apa makan dan minum diwaktu malam meskipun setelah melakukan niat puasa, dan tidak perlu memperbaharui niat.``` 


_Fatwa no 5: apakah wajib puasa bagi anak kecil yang umurnya mencapai sembilan tahun?_ 


```• Tidak wajib puasa bagi anak kecil sampai ia mencapai balig dengan ciri -ciri atau tanda-tanda balig yang telah diketahui, tanda balig yang paling populer adalah ihtilam (bermimpi bersetubuh hingga keluar air mani) bagi anak laki-laki dan anak perempuan, dan haid bagi anak perempuan, atau jika tak ada tanda-tanda tersebut, maka ia sudah dianggap balig apabila umurnya mencapai 15 tahun.


• Wajib bagi walinya menyuruh anaknya berpuasa apabila sudah mencapai usia tamyis, yaitu pada usia tujuh tahun jika anak tersebut mampu berpuasa.```


_Fatwa no 6 : kapan anak kecil diperintah untuk berpuasa?_ 


```• Apabila berumur tujuh tahun, dikiyaskan kepada shalat, didorong dan diberi semangat untuk berpuasa dan jangan dipaksa. ```


_Fatwa no 7 : apakah wajib memalamkan niat bagi anak kecil yang tamyis apabila ia ingin berpuasa?_ 


```• Jika anak kecil yang sudah tamyis hendak berpuasa dibulan ramadhan, maka wajib atasnya berniat diwaktu malam, karena niat ini adalah salah satu syarat untuk melaksanakan kefardhuan meskipun kefardhuan tersebut tidak wajib bagi anak kecil. ```


_Fatwa no 8 : apa hikmah disyariatkan nya puasa._ 


```• Puasa adalah madrasah rabbani, seorang mukmin akan mendapat pelajaran yang banyak, dan melatih berbagai macam kebaikan yang diperlukan bagi kehidupan, diantaranya adalah melatih sabar, puasa adalah bulan kesabaran Allah berfirman :

 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ```


_Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS Azzumar : 10)_


```• Begitupun juga, puasa mengajarkan amanah, dan mengajarkan untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa ta'ala baik itu dalam keadaan sembunyi-sembunyi, maupun dalam keadaan terang-terangan, sebab tidak ada orang yang mampu mengawasi orang yang berpuasa dalam menahan dirinya dari makanan dan minuman kecuali Allah subhanahu wa ta'ala semata.


• Puasa mampu menguatkan keinginan, mengasah tekad, menumbuhkan rasa kasih sayang, dan saling mengasihi diantara hamba-hamba Allah, puasa adalah jihad nafsu, mengendalikan syahwat, membersihkan jiwa dan menumbuhkan kebaikan, karena hadist baginda Nabi shallahu alaihi wa sallam. 


 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ```


_Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi._


_Fatwa no 9 : makan dalam keadaan ragu apakah fajar telah terbit atau belum? Kemudian menjadi jelas bahwa ternyata fajar belum terbit, apakah puasanya dianggap sah?_


```• Orang yang melakukan ini puasanya tidak batal dan puasanya dianggap sah, sebab telah nyata bahwa ia makan diwaktu malam.


• Begitupun juga jika ia makan dalam keadaan ragu, kemudian tidak menjadi jelas dan tidak tahu apakah ia makan sebelum fajar ataupun sesudah fajar? Sebab kaidah syara' mengatakan :

 

 اليقين لا يزال باالشك``` 


_hal yang sudah Yakin tidak bisa hilang dengan keraguan._

 

```• dia Yakin bahwa masih dalam keadaan malam, kemudian keraguan muncul terhadap terbitnya fajar atau belum, maka dalam keadaan seperti ini hukumnya tetap disandarkan kepada yakin, dan menyingkirkan keraguan.``` 


_Fatwa no 10 : apa hukumnya makan dan minum mengira bahwa matahari telah terbenam, kemudian menjadi jelas bahwa ternyata matahari belum terbenam._


```• Barangsiapa yang makan atau minum dengan mengira bahwa matahari sudah terbenam, kemudian menjadi jelas ternyata matahari belum terbenam, maka puasanya menjadi batal, dan dia wajib membayar qadha'. Kemudian dia tidak boleh makan-minum kembali sampai sebelum menjadi nyata dan menjadi jelas bahwa matahari sudah terbenam, baik itu dengan cara menyaksikan sendiri, atau dengan berijtihad, atau dengan kabar seseorang yang ia percaya terhadap agamanya.```



BERSAMBUNG 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH Maimoen Zubair Rahasia Umur 7, 28, 35, 42, 49, 56, 63 hingga 70 Tahun

Ijazah untuk memudahkan sampai ke Makkah-Madinah dari Syaikhina Maimoen Zubair

Beberapa Nasihat² Bijak Ning Jazil istri Gus Kautsar